Purworejo, – Stabilnya harga Gabah Kering Panen (GKP) di angka Rp 6.500 per kilogram memberi harapan baru bagi petani. Namun, dengan 90 persen kebutuhan kedelai Jawa Tengah masih bergantung pada impor, peluang pengembangan pertanian lokal terbuka lebar.
Menjawab tantangan tersebut, Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Purworejo bersama Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jawa Tengah menggelar Bimbingan Lanjutan dan Evaluasi Pasca Pelatihan Tahun 2025 di Balai Latihan Kerja (BLK) Pondok Pesantren Al Quddus, Desa Jogoresan, Kecamatan Purwodadi, pada 17–19 November 2025.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Sistem Penyuluhan Pertanian dan Pengembangan Group (SPPG) yang bertujuan membangun ekosistem bisnis pertanian baru di pedesaan. Program ini melibatkan kelompok tani, BUMDes, koperasi, hingga jaringan pesantren sebagai pusat pemberdayaan ekonomi dan basis produksi pertanian.
Pelatihan resmi dibuka oleh Wakil Ketua PCNU Purworejo, Agus Muzamil, yang hadir mewakili Ketua PCNU, pada Senin (17/11/2025). Ia menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif LPPNU yang dinilai strategis dalam mendorong kemandirian ekonomi warga Nahdliyin.
“Proposal LPPNU yang diajukan pada Agustus lalu kini terealisasi. PCNU akan terus mendukung, termasuk perluasan program ke Zona 1 hingga 4, mengingat mayoritas masyarakat Purworejo adalah petani,” ujarnya.






