Purworejo, WARTA NAHDLIYYIN – Dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi seluruh peserta didik, SMK Nahdlatul Ulama (NU) Gebang, Kabupaten Purworejo, menggelar kegiatan Deklarasi Anti Perundungan. Kegiatan ini menjadi langkah konkret sekolah dalam menegaskan komitmennya untuk mencegah dan menghapus segala bentuk kekerasan, intimidasi, maupun perundungan di lingkungan sekolah.
Kegiatan deklarasi ini melibatkan seluruh warga sekolah, mulai dari kepala sekolah, dewan guru, tenaga kependidikan, hingga siswa-siswi dari berbagai tingkat kelas. Dalam suasana yang penuh semangat, seluruh peserta membubuhkan tanda tangan dalam lembar deklarasi bersama, sebagai simbol perlawanan terhadap segala bentuk kekerasan dan perundungan di dunia pendidikan.

Kepala SMK NU Gebang, Wasiman, S.Pd.I., M.M.Pd., dalam sambutannya menegaskan bahwa sekolah bukan hanya ruang belajar akademik, tetapi juga tempat tumbuh dan berkembangnya karakter peserta didik.
“Bullying adalah bentuk kekerasan yang menggerogoti rasa percaya diri siswa dan menghambat potensi mereka. Dengan deklarasi ini, kita tegaskan bahwa SMK NU Gebang adalah zona aman bagi semua. Tidak ada tempat untuk kekerasan di sekolah ini,” ujarnya kepada nupurworejo.com, Jumat (25/7/2025).
Wasiman menambahkan, Lebih dari sekadar seremoni, kegiatan ini juga diisi dengan penyuluhan dan edukasi tentang jenis-jenis perundungan, dampak psikologis terhadap korban, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh siswa, guru, maupun orang tua.
“Sejumlah narasumber dari unsur kepolisian, konselor sekolah, hingga tokoh pendidikan lokal turut hadir dan memberikan penguatan dalam diskusi,” imbuhnya.
Sekretaris LP Ma’arif NU Kabupaten Purworejo, Muhammad Mafatihudin, M.Pd., memberikan apresiasi atas langkah progresif yang dilakukan oleh SMK NU Gebang.
“Ini adalah bentuk nyata komitmen satuan pendidikan Ma’arif NU dalam mewujudkan sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi seluruh peserta didik,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa tantangan pendidikan hari ini tidak hanya terletak pada aspek akademik, tetapi juga dalam menciptakan iklim sosial yang sehat secara psikologis.
“Kegiatan ini merupakan tonggak penting dalam membangun budaya pendidikan yang humanis, berkeadilan, dan berkeadaban. Ini sejalan dengan nilai-nilai Aswaja an-Nahdliyah yang menjadi ruh pendidikan Ma’arif NU,” imbuhnya.
Pihaknya mendorong agar gerakan seperti ini tidak berhenti pada seremoni, melainkan dilanjutkan melalui program pembiasaan, penguatan karakter, pendampingan psikososial, serta pelibatan aktif semua unsur sekolah, termasuk orang tua dan masyarakat.
Deklarasi Anti Perundungan ini menandai komitmen bersama seluruh warga sekolah untuk terus menjaga lingkungan pendidikan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi. SMK NU Gebang menyatakan akan terus mengawal nilai-nilai anti perundungan melalui penguatan karakter, pembinaan rutin, serta kegiatan konseling dan pendampingan yang berkelanjutan.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan teladan bagi madrasah dan sekolah-sekolah Ma’arif NU lainnya di Purworejo maupun di daerah lain. Dengan semangat kolektif dan sinergi semua pihak, sekolah yang berkarakter, inklusif, dan bebas dari kekerasan bukanlah sekadar cita-cita, melainkan keniscayaan yang harus terus diperjuangkan.






