PURWOREJO, nupurworejo.com – Kader organisasi ekstra kampus, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) diminta untuk tidak kehilangan nalar kritisnya. Namun demikian, sikap kritis itu harus dengan analisa yang matang sehingga tidak menimbulkan madharat atau dampak negatif yang lebih besar.
Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Besar (PB) PMII saat memberikan sambutan usai melantik Pengurus Cabang PMII Kabupaten Purworejo masa hidmah 2021-2022 yang digelar di Ballroom Hotel Suronegaran, Kamis (21/10).
Baca juga: Sukses Gelar Vaksinasi Massal, PB PMII Sambut Hangat Program PC PMII Purworejo
Menurutnya, analisa dan respon yang kurang tepat tidak akan meringankan beban negara, tapi justru menjadi beban bagi negara.
“Yang harus digaris bawahi, sikap kritis itu bukan tujuan atau puncak pencapaian. Ia hanyalah pintu masuk problem solving bagi persoalan yang ada. Jadi kita harus tetap kritis terhadap pemerintahan, namun kritis yang solutif,” ujar pria yang akrab di sapa Gus Abe ini.
Gus Abe punya harapan besar terhadap kepengurusan PC PMII Kabupaten Purworejo yang baru saja dilantik tersebut. Disamping senantiasa menjaga idealisme dengan menjadi mitra kritis bagi pemerintah, PMII juga harus mampu mengambil peran sebagai mitra strategis pemerintah.
“Seringkali para pemuda termasuk didalamnya mahasiswa maupun organisasi kepemudaan memiliki nilai tawar yang rendah sehingga tidak dilibatkan dalam pengambilan kebijakan oleh pemerintah. Maka sudah semestinya itu kita sikapi dengan menempatkan kita pada sikap yang jelas apakah akan mengambil posisi sebagai mitra strategis atau mitra kritis bagi pemerintah. Itu adalah bagian dari operasionalisasi paradigma kritis transformatif saat ini,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua PC PMII Satrio Tegar Imani mengatakan semangat yang dibangun di era kepemimpinannya adalah kemandirian ekonomi organisasi dan kader agar pergerakan organisasi dapat semakin masif. Hal tersebut merupakan problem organisasi dan menjadi PR besar di era kepemimpinannya.
“Kemandirian ekonomi hanyalah satu kepingan persoalan yang ingin ia urai dengan tanpa mengesampingkan persoalan lain seperti kaderisasi, peningkatan wacana, penguatan jejaring dan lain sebagainya yang juga tidak kalah penting,” tandasnya. (Luk)