PCNU PURWOREJO HADIRI SARASEHAN PWNU DIY BERTAJUK “MENAKAR MASA DEPAN NU DAN PESANTREN DALAM MENYONGSONG AN NAHDLAH ATS TSANIYAH (KEBANGKITAN KEDUA)” – Warta Nahdliyyin

Menu

Mode Gelap
PR IPNU IPPNU Kaliwungu Gelar Makesta dan Pembentukan Pengurus Anggota Tertinpa Musibah Kebakaran, MWCNU Bagelen Galang Solidaritas Mahasiswa HMPS Prodi PAI Stainu Purworejo Gelar Musma PR GP Ansor Bedono Pageron Kecamatan Kemiri Resmi Dilantik Bayan Bersholawat, Sekaligus Santunan Anak Yatim

Berita · 23 Mar 2021 09:39 WIB ·

PCNU PURWOREJO HADIRI SARASEHAN PWNU DIY BERTAJUK “MENAKAR MASA DEPAN NU DAN PESANTREN DALAM MENYONGSONG AN NAHDLAH ATS TSANIYAH (KEBANGKITAN KEDUA)”


					PCNU PURWOREJO HADIRI SARASEHAN PWNU DIY BERTAJUK “MENAKAR MASA DEPAN NU DAN PESANTREN DALAM MENYONGSONG AN NAHDLAH ATS TSANIYAH (KEBANGKITAN KEDUA)” Perbesar

Yogyakarta, (nupurworejo.com) – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY (PWNU DIY) menggelar acara sarasehan bertajuk “Menakar Masa Depan NU dan Pesantren Dalam Menyongsong An Nahdlah Ats Tsaniyah (Kebangkitan Kedua)” bertempat di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta pada senin siang (22/3/2021). Sarasehan tersebut mengundang para kiai sepuh dari tiga kepengurusan wilayah, yaitu PWNU Jawa Timur, PWNU Jawa Tengah, serta PWNU DIY. Ketua Tanfidiyah PCNU Purworejo KH. Drs. Farid Solihin, M.MPd turut hadir dalam acara tersebut.

Baca Juga :

PAC ANSOR BAGELAN GELAR KONFERANCAB TAHUN 2021

PELETAKAN BATU PERTAMA PEMBANGUNAN GEDUNG MWC NU BENER, WUJUTKAN CITA-CITA WARGA NAHDLIYYIN

Para kiai NU yang hadir antara lain KH Ubaidillah Faqih (Langitan, Tuban), KH Abdussalam Shohib (Denanyar, Jombang), KH Abdul Hakim Mahfudh (Tebuireng, Jombang), KH Mu’adz Thohir (Kajen, Pati), KH Yusuf Chudlori ( Tegalrejo, Magelang), dan KH Adib Rofi’uddin (Buntet, Cirebon), dan sejumlah kiai lainnya.

Baca juga:  Susunan Pengurus Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Purworejo Masa Khidmah 2019-2024

Sarasehan tersebut menghadirkan empat narasumber. Yakni Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, dan Yenny Wahid, putri Gus Dur.

Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, “tantangan era milenial dan realitas pasca pandemi telah membawa perubahan-perubahan sosial, budaya serta politik yang sangat fundamental. Ruang fisik bagi aktualisasi tradisi pun semakin menyempit.”

Di tengah situasi ini, menurut Gus Yahya, NU sebagai organisasi (jam’iyyah) membutuhkan penjernihan agar gesturnya bisa menghadirkan cita-cita dasar yakni khitthah Nahdliyyah secara lebih utuh.

“Tahliyatul jam’iyyah (menjernihkan organisasi) itu menuntut penegasan agenda-agenda dan penataan (tandhim) organisasi yang lebih rapi untuk menjalankan strategi secara koheren, padu dan terarah,” tandas Gus Yahya.

Baca juga:  Hari Santri Nasional 2022, DPAC FKDT Bener Purworejo Gelar Konvoi Pawai Taaruf

Menurut pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang ini, untuk mewujudkan harapan tersebut perlu sekurang-kurangnya tiga hal. “Visi masa depan yang valid, komitmen kepemimpinan yang kokoh, dan konstruksi (tandhim) organisasi yang koheren,” kata Gus Yahya.

Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh menekankan soal kebutuhan yang mendesak untuk mengonsolidasikan struktur kepengurusan NU hingga ke ranting-ranting. KH Ubaidillah mengusulkan perlunya mengakomodasi elemen-elemen kreatif yang saat ini masih di luar struktur.

“NU didirikan dalam rangka pertalian sanad ulama sehingga harus diambil alih jam’iah untuk menuju kemandirian dan penguatan MWC adalah kunci pembangunan NU”, ujarnya.

Sedangkan Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar menyoroti tiga kebutuhan mendasar bagi NU ke depan.

Baca juga:  KH Chalwani: Ansor Itu Artinya Penolong, Kalau Maunya Ditolong Bukan Ansor Tapi Mansur

“Pertama, mengawal regenerasi kepemimpinan untuk memelihara kredibilitas NU di tengah masyarakat dengan melestarikan tradisi kitab kuning dan menjaga kepercayaan warga sebagai dasar pembentukan jam’iah yang kuat . Kedua, menyiapkan generasi penerus yang memadahi sehingga sehingga tidak muncul kaderisasi dari orang lain”, Ketiga, menghadirkan NU secara nyata dalam dinamika masyarakat dengan cara menjaga masyarakat dari intervensi kelompok lain dan selalu mengamalkan amaliyah nahdliyah serta mampu membentuk tim khusus untuk membela wibawa NU dan Pimpinan NU” jelasnya.

Di sisi lain, Yenny Wahid mengingatkan tantangan-tantangan NU yang muncul akibat berbagai macam disrupsi, baik teknologi maupun disrupsi akibat pandemi.

“NU dan Pesantren dapat mendampingi warga dalam menghadapi problematika kehidupan dan diharapkan mampu merespons disrupsi-disrupsi itu secara tepat dan strategis,” harap Yenny Wahid

Artikel ini telah dibaca 197 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

“Kaligesing Hadirkan Demaji Ecopark, Taman Budaya Baru dengan Konsep Modern-Tradisional”

1 September 2024 - 14:23 WIB

“Disambut Lagu Yalal Wathon, Yophi-Lukman Hadiri Rapimcab PPP Purworejo”

25 Agustus 2024 - 19:37 WIB

Pengumuman Resmi KPU Purworejo: Jadwal dan Syarat Pendaftaran Pilkada 2024

25 Agustus 2024 - 06:40 WIB

MTs An Nawawi Berjan Selenggarakan Lomba Kostum Maskot dari Limbah Kertas dan Plastik

18 Agustus 2024 - 19:17 WIB

Haji 1445 H Berjalan Lancar, Kemenag Purworejo Ucapkan Terima Kasih

1 Agustus 2024 - 07:34 WIB

Potong tumpeng, dalam rangka sukses Haji 1445 H/2024 M

KPU Purworejo Gelar Media Gathering, Gandeng Pegiat Sosial Media untuk Sosialisasi Pemilihan Serentak 2024

30 Juli 2024 - 19:19 WIB

Trending di Berita