PURWOREJO, ( nupurworejo.com ) – Rapat Tahunan Komisariat (RTK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Imam Puro STAINU Purworejo yang ke- X III berhasil terpilih dengan terpilihnya ketua Komisariat PMII STAINU Purworejo yang baru, Reza Rismawanti, Ahad (04 / 04/2021) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.
BACA JUGA :
Komisariat PMII Ahmad Dahlan Gelar RTK
Dalam forum yang digelar sejak hari Sabtu pagi tersebut Riza berhasil terpilih menggantikan Ketua Komisariat periode sebelumnya, Ahmad Efendi.
Ketua PC PMII Purworejo, Purnama Zafi Najibi SH menyampaikan selamat atas terpilihnya ketua baru di Komisariat Imam Puro STAINU Purworejo tersebut. Dikatakannya, dengan adanya nahkoda baru diharapkan dapat meningkatkan ghiroh berorganisasi sahabat-sahabati kader PMII di STAINU Purworejo.
“Dengan terpilihnya Ketua Komisariat STAINU Purworejo ini, maka tugas kami mengawal reorganisasi tiga komisariat PMII yang ada dibawah naungan PC PMII Purworejo. Sebelumnya dua komisariat PMII Ahmad Dahlan (UMP) dan Komisariat An-Nawawi (STAIAN) juga telah menggelar RTK dan sudah terpilih ketua baru. Agenda selanjutnya adalah Konferensi Cabang yang akan kami laksanakan dalam waktu dekat ini,” katanya.
Dikatakannya, PMII Komisariat Imam Purworejo STAINU bagi PMII Purworejo sangatlah strategis sebagai basis kader mengingat kultur kampus atau lingkungannya sangatlah mendukung. “Ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kepengurusan yang baru terpilih ini,” katanya.
Sementara itu, Reza Rismawanti menyampaikan bahwa keterpilihannya dalam forum musyawarah tertinggi PMII Komisariat Imam Puro tersebut merupakan wujud dari terbangunnya kesetaraan gender di STAINU. “ Saya sangat menghargai kepercayaan dari sahabat-sahabati semua ini. Tentu sinergitas dan soliditas antar kader harus selalu kita bangun agar PMII di STAINU semakin maju dan berkembang, ” katanya.
Pekerjaan rumah yang menurutnya akan ia lakukan adalah membangun kembali budaya literasi dan intelelektual di lingkungan kampus, khususnya bagi kader-kader PMII. Menurutnya, jika budaya tersebut terbentuk para kader akan memiliki pengetahuan yang mumpuni.
“ Dengan pengetahuan dan pengalamannya yang empiris dengan realitas sosial di tengah masyarakat, kader akan mampu memecahkan berbagai masalah yang akan mengembalikan tugas mahasiswa sebagai agen sosial perubahan, ” tandasnya.
Warta : Lukman Hakim
Editor : M.H/R.M/A.C