Menu

Mode Gelap
Sambutan Pj Rais Syuriyah PCNU Purworejo di Harlah NU ke 96 Peringatan 40 Hari Wafatnya Gus Chakim Gelar Tahlil dan Do’a Bersama AKK: Gus Hakim adalah Sahabat Sekaligus Guru Saya Tujuh Hari Meninggalnya Gus Hakim Digelar Secara Online dan Offline Innalillahi wa Inna Ilaihi Roji’un, Rais Syuriah PCNU Purworejo Wafat Pesan Akhir Ramadhan 1442 H, oleh Rais Syuriah PCNU Purworejo

Berita

Empat Pilar Penyangga Negeri, Jawaban atas Krisis Keadilan dan Gejolak Sosial Indonesia

badge-check


					Empat Pilar Penyangga Negeri, Jawaban atas Krisis Keadilan dan Gejolak Sosial Indonesia Perbesar

Kutoarjo – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kutoarjo kembali menggelar Pengajian Selapanan Ahad Kliwon pada Minggu (31/8/2025) di Masjid Nurul Iman, Desa Majir, Kecamatan Kutoarjo. Pada kesempatan ini menghadirkan Kyai Wahid Hasyim dari Sokoharjo, Kutoarjo, yang menyampaikan mau‘idhoh hasanah tentang pentingnya menjaga empat pilar penyangga bangsa.

Dalam pengantarnya, Kyai Wahid Hasyim menegaskan bahwa kecintaan kepada Rasulullah SAW tidak cukup diwujudkan dalam bentuk ritual semata, tetapi harus tercermin dalam akhlak dan kepemimpinan. Nabi Muhammad, kata beliau, adalah rahmat bagi semesta alam, sehingga umat Islam dituntut meneladani kasih sayang dan kelembutannya.

Lebih jauh, ia menguraikan empat pilar yang menjadi penopang tegaknya bangsa dan agama. Pertama, ilmu para ulama yang harus diamalkan untuk membimbing umat. Kedua, keadilan para umara (pemimpin) yang menentukan arah sebuah bangsa. Ketiga, kedermawanan para aghniya (orang kaya) untuk menjaga keseimbangan sosial. Keempat, doa orang fakir yang tulus dan sabar, menjadi kekuatan spiritual bangsa.

“Kalau salah satu dari pilar ini runtuh, maka rapuhlah bangunan bangsa. Kalau ulama hanya diam, tidak berani bersuara terhadap kebatilan, atau bahkan menjual ilmunya demi kepentingan dunia, maka umat akan kehilangan arah. Kalau pemimpin berlaku zalim, menindas rakyat kecil, atau menggunakan hukum untuk kepentingan politik, maka negara akan hancur dari dalam. Kalau orang kaya hanya sibuk memperkaya diri, sementara tetangganya kelaparan, maka kesenjangan sosial akan menimbulkan kecemburuan, bahkan konflik, dan kalau orang fakir sabar, tawakal, dan doanya tulus, maka Allah akan mengangkat derajat bangsa. Tetapi jika orang fakir putus asa, gampang dihasut, maka ia bisa menjadi alat yang meruntuhkan tatanan,” tegasnya.

Dalam bagian lain ceramahnya, Kyai Wahid menyoroti kondisi bangsa saat ini yang masih diwarnai penyalahgunaan wewenang, ketidakadilan hukum, praktik korupsi, serta kesenjangan sosial. Menurutnya, bangsa Indonesia tidak kekurangan orang pintar, tetapi sering kekurangan orang jujur. Tidak kekurangan pemimpin, tetapi jarang yang benar-benar adil. Tidak kekurangan orang kaya, tetapi masih banyak yang abai pada penderitaan rakyat.

Ia menyinggung maraknya unjuk rasa masyarakat yang menyoroti kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat kecil. Tidak jarang, demonstrasi tersebut berujung ricuh, diperparah dengan statemen sebagian pejabat negara yang justru menyakiti hati rakyat. Situasi ini, menurutnya, mencerminkan adanya pilar-pilar yang mulai melemah.

“Bangsa ini tidak kekurangan orang pintar, tetapi sering kekurangan orang jujur. Tidak kekurangan pemimpin, tetapi jarang yang benar-benar adil. Tidak kekurangan orang kaya, tetapi masih banyak yang menutup mata pada penderitaan rakyat. Dan tidak sedikit orang-orang yang mudah diadu domba,” tegasnya.

Sebagai pengingat, ia menukil peringatan dalam Taurat Nabi Musa AS: ulama yang tidak mengamalkan ilmunya serupa dengan iblis, pemimpin zalim menyerupai Fir‘aun, orang kaya kikir laksana Qarun, dan fakir yang tak sabar atas kefakirannya seperti anjing menggonggong. Hal ini, jelasnya, menjadi cermin agar umat tidak terjerumus pada jalan yang menyesatkan.

Meski tantangan begitu nyata, optimisme tetap dikedepankan. Kyai Wahid menutup mau‘idhohnya dengan ajakan menjaga kerukunan antar elemen bangsa, memperkuat persatuan, serta menumbuhkan kepedulian sosial.

“NU lahir dengan semangat perjuangan dan hingga kini menjadi benteng akidah, moral, dan kebangsaan. Selama umat menjaga ilmu, keadilan, kepedulian, dan kesabaran, insyaAllah Indonesia akan tetap selamat, tenteram, dan diberkahi Allah SWT,” pungkasnya.

Sebelum mau‘idhoh, Kyai Fauzi Ahmad Sahin, Rois Syuriah MWCNU Kutoarjo, dalam sambutannya menyampaikan sejumlah program strategis. Pertama, pembukaan latihan pencak silat Pagar Nusa untuk remaja putra setiap malam Ahad pukul 20.00–23.00. Latihan akan dipusatkan di Tursino (wilayah utara) dan Suren (wilayah selatan). “Ini untuk membina kesehatan jasmani sekaligus rohani generasi muda,” ujarnya.

Kedua, MWCNU Kutoarjo memiliki program rutin Jamaah Rukyah Aswaja (JRA) setiap selesai pengajian Ahad Kliwon. Ketiga, program prioritas adalah mengaktifkan Kembali Koin NU, sejalan dengan arahan PCNU Purworejo. “Gerakan ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan jam’iyyah dan warga nahdliyyin,” tegas Kyai Fauzi.

Sementara itu, Ketua Tanfidziyah MWCNU Kutoarjo, KH. Ahmad Wahidin, S.Pd.I, menegaskan kembali prinsip dasar NU. “Dalam akidah, kita mengikuti Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi. Dalam ibadah fiqih, kita mengikuti empat mazhab, khususnya mazhab Syafi’i,” ungkapnya.

Beliau juga menyampaikan keprihatinan atas berbagai peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini. NU, lanjutnya, terus berkomitmen untuk bersinergi dengan pemerintah untuk mewujudkan cita-cita baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur.

(HR/kta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

PCNU Purworejo Tekankan Semangat Resolusi Jihad dalam Apel Hari Santri Nasional 2025

22 Oktober 2025 - 13:48 WIB

MTs Negeri 2 Purworejo Kirim 500 Siswa Ikuti Apel Hari Santri Nasional: Santri Siap Kawal Peradaban Digital

22 Oktober 2025 - 13:25 WIB

Sambut Puncak Hari Santri Nasional ke-10 Tahun 2025, PCNU Purworejo Gelar Istighosah dan Mujahadah

22 Oktober 2025 - 05:16 WIB

RMI NU Purworejo Gelar Lomba Antar Pondok Pesantren Semarakkan Hari Santri Nasional 2025

21 Oktober 2025 - 19:06 WIB

Foto Pembukaan Lomba Antar Pesantren HSN 2025

Muslimat NU Langenrejo dan PC Lesbumi Purworejo Gelar Sholawat Budaya Sambut Hari Santri 2025

20 Oktober 2025 - 08:46 WIB

Trending di Berita