Kutoarjo, Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kutoarjo kembali menunjukkan komitmennya dalam membumikan nilai-nilai spiritualitas dan keluhuran akhlak Ahlussunnah wal Jama’ah melalui kegiatan bertajuk “Dolan Turki”, singkatan dari Turut Kijing. Kegiatan ini diikuti oleh kader Ansor dan Banser se-Kecamatan Kutoarjo dengan titik awal di Kantor MWCNU Kutoarjo pada Ahad pagi, (20/7/2025).
Dengan semangat “Lelakon Suci Kang Maringi Eling, Tumuju Titising Urip Kang Sanyata”, para peserta diajak untuk tidak sekadar melakukan perjalanan lahiriah, tetapi menempuh tirakat batin yang menghidupkan kesadaran, memperkuat kewaspadaan, dan mengendapkan makna hidup dalam pusaran nilai-nilai keulamaan.

Rute ziarah ini meliputi sembilan makam ulama dan tokoh agama kharismatik di wilayah Kutoarjo dan sekitarnya:
1. Makam KH Wahib (Kiyangkongrejo)
2. Makam Kyai Jinem (Semawung Kembaran)
3. Makam Kyai Sawunggaling (Semawung Daleman)
4. Makam KH Masgudi Yusuf (Senepo, Kutoarjo)
5. Makam Kyai Tambeh (Gunung Tugel, Kutoarjo)
6. Makam KH Bakri (Karangrejo)
7. Makam Kyai Abdul Karim (Tepus Wetan)
8. Makam Panembahan Kabirudin (Tepus Wetan)
9. Makam Eyang Brengos (Tunggorono)
Dalam pandangan kebudayaan Jawa yang adiluhung, ziarah dudu mung lelakon jasmani, nanging tirakat kang nuwuhake eling lan waspada. Kegiatan ini merupakan bentuk ngugemi tapak tilas para ulama yang telah mengorbankan diri demi tegaknya akidah, tegaknya moral masyarakat, serta ajaran Islam yang ramah dan membumi.
Ketua PAC GP Ansor Kutoarjo, Teguh Nuryanto dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa ziarah adalah momentum untuk mengasah kepekaan ruhani serta menyulam kembali ikatan spiritual kader muda NU dengan tradisi ulama salafus-shalih. “Kita sinau saka tapak tilas, ngurut berkah, lan ngelingi yen urip iku mung mampir ngombe. Kader Ansor kudu eling saka ngendi asalé, lan tumuju ngendi pungkasané,” ujarnya.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi wahana spiritualisasi kader, tetapi juga penguat identitas kultural-santri di tengah tantangan modernitas yang kian menggerus akar tradisi. Dengan berziarah, para kader diajak eling lan waspada, menjemput inspirasi perjuangan, serta mewarisi nilai tawadhu’, istiqamah, dan khidmah yang menjadi fondasi Gerakan Pemuda Ansor.
Sebagaimana dalam dawuh para kiai: “Sing ora ngerti sejarahé, bakal kesasar lakuné.” Maka, Dolan Turki adalah upaya merawat ingatan kolektif, menyirami batin yang haus makna, dan menanamkan bahwa perjuangan pemuda bukan hanya soal orasi dan aksi, tetapi juga kontemplasi dan pengabdian yang berakar pada kearifan lokal.












1 Komentar
Mantulllll…… Mantab betulll… 😃😃😃